Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Tulisan Jumat dibuat 2017

Tujuan bunuh diri bukan hanya putus asa terhadap diri sendiri Melainkan keputusasaan membuat orang terdekat merasa menyesal atas sebuah kehilangan yg dipaksakan. Tinggalkan yang memang harus ditinggalkan lepaskan apa yang harus dilepas buang apa yang pantas dibuang. Napas kita milik Tuhan bukan milik mereka yang modal otak kosong bernamakan kebaikan.  Bukan tentang pecundang atau lari dari kenyataan. Tapi tentang pembalasan paling kejam yang tidak pernah terlupakan. Banyak orang bilang Dunia ini panggung sandiwara, itu bagi orang yang takut akan cinta atau orang tak tahu malu cara berbalas budi.  Tapi bagi kami dunia ini medan perang, penuh darah, keringat kebencian, dendam dan amarah.  Yang bisa memegang kepala orang dengan lehernya terputus atau mata yang hilang satu.  Satu tusukan tidak cukup untuk mewakili semua.

Pilihan Mengakhiri

Banyak hal yang membutuhkan atensi untuk saat ini. Baik mengenai jiwa harta maupun hati. Jiwa yang makin hari makin lemah padahal menghadapi dunia butuh tenaga ekstra. Butuh harta untuk menunjang agar tubuh tetap berdiri namun kian hari susah cari makan untuk diri sendiri. Butuh hati yang lapang untuk menghadapi kekalahan, namun hati sibuk dengan luka yang membusuk. Banyak tanggung jawab yang hamba pikul. Maka disini butuh waktu untuk menata mana yang butuh untuk dipikul atau dibuang untuk jadi kenangan. Prioritas dikedepankan. Orang tua menjadi hal pertama untuk dipertimbangkan. Teman yang dipilah dan dipilih yang mana sekiranya satu arah. Hobbi atau kebiasaan mana yang patut dilestarikan agar tidak menjadi menyesal. Tapi butuh bernafas untuk menyelesaikan semuanya. Maka akan ada kata selamat tinggal bagi hal hal yang tidak berguna. Selamat tinggal para manusia yang dulunya ku sebut teman tapi ternyata kita tidak bisa jalan bersama untuk sampai final. Selam