Akademis atau Aktivis?




Mendengar kata mahasiswa terlintas dibenak kita adalah anak muda penuh semangat dan gairah yang diharapkan bisa membantu Indonesia menjadi lebih baik lagi. Namun pada kenyataannya terkadang kita berfikir tidak  banyak yang bisa diharapkan dari mahasiswa masa kini. Dari mulai pergolakan antar mahasiswa yang tidak sepatutnya ada. Salah satunya, mengenai mahasiswa akademis dan mahasiswa aktivis, sering kali diantara dua kalangan mahasiswa tersebut saling merasa bahwa dia yang paling pantas di sebut Mahasiswa, paling berkontribusi nyata terhadap negara, paling di butuhkan oleh negara. Lantas menurut kalian mana yang paling ideal sebagai mahasiswa? Apakah si akademis atau aktivis?
Mahasiwa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Dulu mahasiswa adalah sosok paling berharga untuk rakyat, kekuatannya tidak diragukan lagi bisa membuat salah satu presiden kita menurunkan jabatannya. Mahasiswa dengan Tri Darma perguruan tingginya yaitu: pendidikan, penelitian dan pengembangan, juga pengabdian pada masyarakat. Hal ini sebagai pedoman bagaimana bersikap sepatutnya mahasiswa.
Kenapa bisa menjadi persoalan jika seorang mahasiswa memilih menjadi akademis atau aktivis, karna teggang rasa yang tercipta mulai pudar dan faktor pembenaran versi mereka masing-masing. Seharusnya kita sama-sama tau ini adalah dua sisi yang berbeda.
Kita mulai membahas dari mahasiswa akademis, mahasiswa ini cenderung mempunyai  ketertarikan lebih terhadap ilmu pengetahuan yang didapat ketika  kuliah. Mereka mempunyai target menjadi pribadi yang intelektual bisa diacungi jempol, dengan mendapatkan IP yang mengesankan sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan akan kualitas mereka sebagai manusia.
Lalu selanjutnya mahasiswa aktivis yang orientasinya aktif terjun dalam organisasi atau sebuah lembaga, yang tindakannya berupa suatu kegiatan yang dirancang dalam program kerja mereka. Contohnya aksi demo yang mana tujuannya untuk menegakan apa yang harus di tegakan salah satunya untuk menyampaikan aspirasi masyarakat, karna ada beberapa dari mereka berfokus sebagai pengabdi masyarakat.
Dilihat dari penjelasan diatas menurut saya, menempatkan perbandingan diantara kedunya kurang tepat, karna semua orang mempunyai cara masing-masing untuk menemukan jalan ke Roma. Subjek mereka sebagai mahasiswa ada, klasifikasi mahasiswa ideal ada pada kedua sisi ini. hanya karna perbedaan mengambil langkah dan menentukan sikap tidak akan merubah identitas mereka sebagai mahasiswa.
Jalan mahasiswa akademik tidaklah salah, hanya karna mereka berfokus pada pembelajaran yang ada dikuliah dan akademik mereka, sering kali mahasiswa tipe ini mendapat  title orang yang mendewakan IP, si apatis, tidak peduli terhadap keadaan yang ada. Saya pernah merasakan ini pada semester pertama saya sebagai mahasiswa, hanya karna saya tidak terjun di organisasi dan cukup hectic dalam bidang akademik. Mereka yang merasa berkontribusi nyata karna melakukan suatu tidakan, lantas mereka perlu berkata demikian. Memang yang disebut kontribusi nyata itu apa? Sedikit shalow jikalau kata Nyata disini hanya berhubungan dengan aktifitas yang impact nya langsung terlihat. Apakah kontribusi kami dengan giat belajar mengejar target agar menjadi mahasiswa yang layak dan berkualitas tidaklah cukup nyata bagi negara ini?
Begitupun, tidak ada yang salah dengan mahasiswa aktivis, yang aware terhadap perkembangan Indonesia, berperan penting terhadap negara. Tidak diragukan lagi mahasiswa tipe ini banyak membantu perkembangan Indonesia, seperti pernah disinggung di atas, kekuatan mahasiswa tidak bisa diragukan. Tindakan berani mereka menyampaikan suatu permasalahan negara, mulai dari masalah BBM naik hingga undang undang MD3 mereka pertanyakan, sifat kritis mereka sangat diharapkan bisa membuat sebuah tirani ketidakadilan di negeri ini runtuh. Mulai dari kejadian trisakti semanggi, itu semua sudah cukup membuktikan peran mahasiswa aktivis yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan Indonesia.
So my point is, mau jadi mahasiswa akademis atau pun mahasiswa aktivis, dua-duanya worth it untuk dijalani, yang salah itu menjadikan hal ini sebagai bahan perdebatan antar mahasiswa. kita mempunyai pilihan mau menjadi mahasiswa seperti apa, kita bebas dan merdeka memilih akan jadi seperti apa. Karna baik mahasiswa akademis dan mahasiswa aktivis mempunyai sisi kelebihan dan kekurangan masing masing, tergantung anda ingin menjadi mahasiswa yang klasifikasiknya seperti apa. Menghargai pilihan dan cara orang lain berkontribusi itu adalah hal yang paling bijak dan idela dilakukan oleh mahasiswa.
Di sini saya memberikan gambaran dari dua hal yang sudah kita bahas tadi, karna kebetulan  pada tahun berikutnya saya mencoba sisi lain dari dunia perkulihan. Perihal ada perbedaan dalam menjelaskan dua sisi ini tidak masalah, again opini orang beda-beda kan? Mungkin para Mahasiswa akademis dan mahasiswa aktivis bisa melihat sisi yang lain, sehinga bisa lebih terbuka, menghargai argumentasi orang lain dan berpikir luas, karna ada pertimbangan yang nyata jika anda akan  menyalahkan satu sama lain. Alangkah baiknya kita sesama mahasiswa bersatu dalam membangun bangsa. 
Salam gembira dari perempuan oriental😊

Komentar

  1. Masukkan komentar Anda...Nggak ada yang salah dengan mahasiswa akademis maupun mahasiswa aktivis. seperti telah disebutkan di atas, semua orang punya caranya masing-masing untuk menuju Roma.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yah tergantung mau naek jalur darat atau udara sama sama nyampe kok

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanpa Judul

Abstrak 2023

Pilihan Mengakhiri