'Nongkrong'

Bulan juni tahun 2019 kembali lagi, dilihat dari rentang waktu sudah sangat lama sekali saya tidak produktif menulis blog, jika saya keluarkan alasan rasanya akan terdengar basi. Selamat menjalani hari yang menyenangkan di Dunia jangan lupa bahagia seberat apapun alur cerita yang kita bawa. Bahasan tentang Kehidupan tak akan habis selama kau masih menjadi mahluk tuhan yang masih bernafas dengan rutinitas kemanusiaan.
Update tentang kuliah saya, kali ini akan memasuki semester 5 diitung-itung sudah 2 tahun kata mahasiswa bersandang dinama saya. Selama itupun banyak hal yang diluar perkiraan terjadi, yang mengharuskan tombol adaptasi harus segera dinyalakan agar bisa menyatu dengan kehidupan mahasiswa yang tak luput dengan aktifitas akademik maupun non akademik baik ngampus maupun diskusi dibungkus ngopi sambil nongkrong.
Ngomong-ngomong Nongkrong, salah satu kegiatan favorit sebagian umat mahasiswa karna suasana yang tak terlalu formal, bicara tak harus elegan, sambil ngemil kacang dan kopi rasanya ah☕dunia malam anak kampus. Apalagi tempat nongkrong sekarang sangatlah variatif dari mulai makanan yang harganya melebihi uang saku kami, sampai yang dengan modal 10 Rb sudah bisa ngopi, tergantung dompet💰. Ada banyak definisi yang lebih luas lagi mengenai pengertian ‘Nongkrong’ selain dari harum kopi dan dinginya malam, nongkrong membuka jalan untuk Masa depan. Itulah mengapa bahasan nongkrong kali ini akan menjadi lebih menarik. Mari kita bahas dari komposisi nongkrong yaitu dengan siapa kalian nongkrong? Yah Temen tongkronganpun tak luput jadi perhatian, mulai dari teman satu jurusan, satu UKM bahkan satu partai, sometimes penting sekali sebuah identitas kala kalian nongkrong jika didalamnya memang ada kepentingan, nongkrongpun bisa menjadi perkara yang serius. Kenapa saya bisa trigger hanya karna masalah nongkrong semata, saya merasa kalah star tak punya identitas untuk menjadikan nongkrongku berkualitas. Saya merasa ajakan dan diajak untuk nongkrong oleh sebagian umat mahasiswa tak ramai berdatangan karna saya belum punya warna dan pilihan sehingga ada alasan mengapa mereka mau mengajak saya nongkrong. Sedangkan teman teman yang sudah mulai memoles diri dengan berbagai background identitas baik dengan warna sporty maupun warna intelektual, mereka sudah mempunyai waktu yang khusus untuk ‘Nongkrong’.
Kenapa  ‘nongkrong’ sangat menarik minat saya ? Karna dibalik Tongkrongan yang dibuat mahasiswa terdapat feedback yang kalian rasakan kala kalian bergabung didalamnya, dari mulai relasi, problem solving,  menghadapi berbagai sifat hamba tuhan dan tak kalah penting Nongkrong akan mengubah cara pandangmu akan kehidupan. Secangkir kopi, membuat lingkaran, begadang, angin malam adalah proses yang rasanya sayang disia-siakan kala kau duduk dibangku kuliah. Proses yang dihasilkan dari nongkrong membuatmu menjadi mahasiswa yang paham akan perpolitikan kehidupan dan pengalaman mengenai pelajaran non akademik yang paling pelik dan tak kalah penting.
Mari kita runtut kenapa saya merasa kalah dalam dunia Tongkrongan. first tahun pertama menjadi mahasiswa baru saya habiskan dengan tinggal di dormitory yang menjadi salah satu fasilitas di kampus saya yang didalammnya sudah ada agenda yang akan dilaksanakan selama setahun basically berhubungan dengan pembekalan bahasa dan agama, second karna dormitory hanya bisa menampungmu selama setahun jadi tahun kedua saya beralih menjadi anak kos yang mencoba mencari kenyaman dan ingin tetap produktif dengan mengikuti organisasi intra mahasiswa jurusan yang yaa cukup memuaskan 😉 namun tak cukup banyak  untuk menjadi warna yang  bisa membentuk sebuah identitas yang menempel di tubuh ini selain nama mahasiswa, mungkin jalan akan mengarahkan saya untuk menentukan pilihan dan warna apa yang bisa menyatu dengan diri saya agar bisa bergabung dengan sebuah golongan dan membuat tongkrongan.
Prilaku atau respon yang dikeluarkan oleh tubuh ini bukan tanpa alasan. Karna warna juga menjadi salah satu syarat ‘nongkrong’ membuat semuanya nampak jelas memberi kesimpulan bahwa saya terlalu naif dengan semua ini. dengan visi misi yang baik tidak lantas diterima digolongan manapun karna kau bukan warna yang sama dengan mereka, dengan niat tak mau masuk kesatu golongan apapun agar bisa bergaul dengan siapapun tak menjadikan jalan terlihat mulus untuk bisa bergabung dengan mahluk manapun. Semua butuh label dan kejelasan yang mana kita bisa sebut itu dengan identitas. Jadi kebingunganku dalam memilih warna yang tepat membuat acara ‘nongkrong’ tertunda, melihat teman teman saya yang sudah menentukan warna pada tahun pertama tugas mereka bukan lagi memilih warna tapi sudah pokus kedalam memperindah warna dalam tubuhnya, jika dibanding saya yang masih bingung mau warna apa jadi jika dipikir lagi Kau Kalah Star wahai hamba. Demi kemajuan dan kemunjuran tubuh dan raga ini maka disemester ini saya akan mencoba memilih warna yang sekiranya bisa menambah variasi dalam tubuh yang hitam ini.
Jika hidup harus menentukan pilihan dan dengan tidak menentukan pilihan bukan pilihan hidup, maka apa daya hamba sahaya. Tapi dengan 19 tahun berkarir didunia ini pola kehidupan seakan lama lama terbaca bahwa alur yang tuhan tentukan memang jalan terbaik untuk mendapatkan kemenangan, jadi pointnya dari pada mengutuk diri dengan waktu yang yang ku lakukan dengan sia sia karna telat memberi warna pada tubuh ini, dengan diukur pada generalisasi dan kelaziman dalam pola kehidupan padahal saya special, lebih baik merancang tahun berikutnya untuk membuat warna menawan yang cocok dipadukan dengan hitam agar mengejar ketertinggalan said si peri baik berwujud dan bejubah putih, doktrin seperti itu sedang dicerna masuk agar hati dan badan ini tidak digrogoti perasaan menyesal yang ditanamkan oleh pattern yang dibentuk oleh society. Apakah kata Kalah Star yang saya ceritakan ini adalah benar atau ini hanya jalan pintas yang khusus diberikan tuhan. Entahlah yang jelas visi misiku masih sama menjadi baik versiku, jika menambah warna dibutuhkan maka akan saya lakukan untuk meningkatkan kualitas diri maupun peranku sebagai Human being.
Salam gembira dari perempuan orientalis  🐓

Komentar

  1. Untuk Mba Lita yang gagap gempita,
    baiknya kau membuat warna pelangi dibanding bingung harus memilih dua warna yang mencolok dikampus dan untuk tongkronganmu. 😁barangkali bisa menggabungkan keduanya 😂😅

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanpa Judul

Abstrak 2023

Pilihan Mengakhiri