Victim Blaming, apakah itu yang kulakukan saat ini?


Malam kembali bersama hamba ini, tepat jam 19.09 yang awalnya hanya niat untuk menulis kembali keluh kesah, akhirnya terpanggil dengan sendirinya. Dengan keadaan hati yang gamang duduk dipojokan dengan pencahayaan yang temaram yah terimakasih display leptop telinga ini ku tutup dengan alunan biola yang memainkan sepenggal lagu Will be back yang cukup emosional. Rasanya semua ini sulit dipahami posisi ini, peran ini, bahkan yang terdalam semacam hati sudah susah untuk diajak kerjasama. Prolog yang membingungkan, yah itu yang hamba alami saat ini. Setelah rasa marah tangisan jiwa yang kuat dan kelelahan rasanya keputusanku untuk mengabdi pada alam patut direalisasikan dari padaku terjebak pada pola kehidupan manusia yang kupercaya  menelan hidupku secara perlahan. Okk kita mulai urut kenapa perasaan semacam ini bisa terajadi.
First ada yang salah dengan tubuh ini, yang tadinya  hamba terbiasa hidup dalam roda yang ramai tanpa perhatian lalu situbuh menuntut lebih, sugesti ini tak berangsur lama karna pada dasarnya ternyata tak bisa berdiri  tegak pada setiap kesempatan tak bisa menerima dengan sempurna rasanya dipinggirkan dan diabaikan  selalu mencoba memberikan semua orang ruang dan mendorong diri untuk mengalah, mantra seperti ‘gak papa’ iya bisa sendiri kok’ ‘alah kuat kok’ ternyata  tak cukup kuat dengan bobroknya tubuh ini am big a liar.
Kedua yang kurasa kenapa duniaku berputar pada alur cerita hidup orang lain, kuhabiskan banyak pena dan kuas berwarna untuk mendukung  indahnya cerita para hamba, waktu panjang kugadaikan agar bisa berkonsentrasi dalam setiap alur cerita, sampai pada akhirnya lupa untuk membangun cerita yang tokoh utamanya adalah Hamba sendiri.  Kenapa seperti itu? karna tugas pokok sebagai hamba adalah mejalankan cerita sebaik mungkin ketika kau menjadi tokoh utama bahkan ketika menjadi pemeran pendamping atau cameo dituntut tetap selalu menjadi yang terbaik apapun perannya. lain halnya jika  tugas utamamu berbelok untuk selalu ada bahkan mengorban kewajibanmu dan kejiwaanmu agar peranmu yang tak seberapa itu berhasil menurutku pikirkan kembali yang itu. Lalu kala ku ingin beralih untuk lebih pokus untuk membangun cerita sendiri mengapa semacam ada rasa bersalah karna meninggalkan cerita yang belum berakhir apa ini yang dinamakan beban moral? tapi kurasa semua umat dimuka bumi ini mempunyai tanggung jawab sendiri untuk alur ceritanya masing masing. Jadi perlukah aku mengalah? kembali
Third hal yang lucu berikutnya adalah ku mencoba untuk mengontrol jalan hidup umat lain agar mrndapatkan rasa nyaman, dihargai dan disayangi. hasilnya jangan ditanya kacau karna dalam perjalannya tak ada rasa sukarela ataupun deal with it. walaupun niat awal untuk menyadarkan  point penting dalam kehidupan namun metode yang kulakukan tak akan berhasil, ibaratnya akan  mengrehabilitasi pencandu narkoba yang gigih melawan narkoba bukan si pengguna namun perawatnya maka hasilnya sama saja ‘lawak'. Semenjak itu aku tau perkataan dari para motivator  adalah benar menggantungkan kebahagian atau menjadikan orang lain sumber kebahagiannya  adalah hal lucu yang kau lakukan. Karna kau harus tau bahwa investasi itu akan membuatmu merugi sampai 70 dolar.
Sekiranya faktor  yang teridentifikasi ini  yang membuatku bingung, bingung kenapa dalam part kehidupanku yang dewasa ini mengarah pada aku pelakunya, aku si jahat, aku yang aktif menyumbang  malam petaka dalam hidup, jika dilihat kembali semua rasa mengalah ini tak cukup jadi baik untuk  mereka semua, lelah? iya setiap air mataku tak diiringin dengan sentuhan yang menenangkan hanya karna wajah ini garang, setiap kesulitan tak pernah ada ajakan melepas penat hanya karna aku kau labeli  pemberani, setiap kesakitan yang sulit dijelaskan tak nyata bagi sebagian orang, hanya karna dipandang kuat yang hidupnya penuh warna karna sering melontarkan canda dan tawa dianggap hidupnya aman-aman saja. Taukah mereka aku dipaksa dan terpaksa selalu tegak berdiri tanpa menepi karna tuntutan hidup, taukah kau aku pernah dianggap nazi karna terlalu berani, pernah disakiti karna melindungi seperti telapak meja yang kehadirnnya terabaikan. Karna aku menyakini tak ada yang akan  peduli bahkan membela diri selain hamba sendiri.
Apakah yang kurasakan salah, apakah yang kudapatkan hari ini adalah sebuh kutukan atau orang sepertiku tak patut sedih karna aku adalah manusia yang didesain untuk dinikmati oleh semua umat, dieksploitasi ditarik lehernya kala akan melontarkan keluh kesah, tak boleh tumbang dan aku adalah robot buatan Rusia yang tak gentar, atau yang kurasakan aku melakukanVictim Blamming?  Karna aku menganggap semua orang diluar sana adalah pelakunya padahal mereka adalah korban dari kejahatan.
Hamba ingin bahagia tanpa unsur perbandingan cerita manapun, ingin berdiri karna dukungan para umat, diberi ruang ganti untuk sekedar duduk dan meminum soda dingin yang disiapkan oleh dunia,  ingin berhenti mengalah dan selalu mengerti dapat diandalkan disetiap kesempatan akan kucopot baju yang ber Label itu semua, dan berdamai dengan diri bahwa jika society berkata aku jahat maka aku akan menghilang dan pergi mencari latar cerita dan alur yang sekiranya lebih baik tanpa mecoba memberikan pemahaman kepada siapapun tanpa membuat siapapun terluka. Maka aku pergi dan jangan khawatir tak akan ada yang berubah dari cerita kalian semua.
Kepada hamba manapun yang sibuk memberi dan mengukir warna yang terbaik dicerita orang lain, jangan lupa periksa tanganmu apakah dia terluka karna kesibukanmu itu. Jika iya berhentilah maka bergabung denganku.
salam gembira dari perempuan orientalis 
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanpa Judul

Abstrak 2023

Pilihan Mengakhiri