Buat Resolusi Kembali?


Desember, bulan terakhir diakhir tahun yang ditandai dengan hujan yang setiap sorenya mengguyur kota Bandung. karna cuaca yang mulai dingin maka setiap sore harus menahan diri untuk tidak memejamkan mata walaupun sering kali kecolongan contohnya hari ini. Bukan hanya hujan yang mengiringi bulan ini namun memanasnya kegiatan yang rancu yang diselenggarakan my campus yang enggak tau maunya apa, selain bikin semua mahasiswa angkata 2017 pada panas dan gerah. maka negosiasi dan konsolidasi akan kami tempuh semangat. kenapa sih bikin gerah? karna liburan semester ini diisi dengan agenda dadakan yang memakan habis waktu cuti kami sebagai mahasiswa diganti dengan kursus bahasa inggris satu bulan penuh pada januari, juga agenda Toafl (ujian bahasa Arab ke toefl bahasa inggris) tak hanya itu dilanjut dengan kegiatan PPA 2 minggu yang mengharuskan kita untuk stay semacam magang di pengadilan Agama yang sudah ditentukan sama lab Campus dan harus mau ditempatkan dimana saja sama siapa aja cakupannya Fakultas, hectic sekali dan chaotic dan ya tak lupa dengan satu agenda satuu lagi yaitu bakti sosial yang diselenggarakan oleh HMJ jurusan hamba yang sama diadakan pada januari nanti sekitar 2 mingguan jadi bener-bener harus pinter untuk tidak mengumpat dan selalu stay relax. poor Lita yang menggebu-gebu
lanjut pada pembahasan kali ini, mungkin biar lebih enak kita flasback dulu ke tahun 2019 sebelum menginjak kepada resolusi 2020. tahun ini sangatlah abu-abu berisikan kenyamanan, leyeh-leyeh dan agenda longgar yang terjadi malah membuat saya menjadi ketakutankan suramnya masa depan. do ada beberapa yang membuat tubuh ini bekerja extra namun objeknya bukan untuk membangun masa depan tapi lebih ke mental building, gak tau karna kurang bersyukur atau gimna namun segala kemudahan merintis masa depan ini berujung kepada ketakutan akan kesulitan yang menanti di masa depan i dont like it.  namun walaupun abu-abu tapi ada saja cara Allah membuat warna ini menjadi  memiliki berbagai rasa dengan bumbu yang variatif contohnya masalah yang enggak banget untuk dibahas sih cuma karna masalah ini membuat saya melek se lebar lebarnya bahwa kita gak bisa mengontrol siapa yang datang dan pergi, jika ada yang mempertanyakan kasih sayangmu maka sudahilah jangan menahannya dan membuktikan seberapa sayang kita dengan mahluk itu, dan saya memilih diam dan memberikan pilihan untuk hamba diluar sana untuk memilih pergi atau menetap tanpa paksaan. Sudah lelah rasanya harus konfirmasi sana sini, paksa ini itu sekarang kebebasan berada ditangan siapa saja dan Allah lagi-lagi memperlihatkan beberapa wajah mahluk-mahluk yang harus disortir untuk kau pilih mana yang akan menemanimu tua nanti rasanya next thank u untuk orang-orang yang hanya memberikan lelucon pait dalam kehidupan hamba. semakin dewasa rasanya  tak ingin menghabiskan banyak waktu untuk orang-orang yang membuat saya selalu berpikir jelek dan selalu mengutuk diri bahwa saya tidak sama dengan yang lain dan bergulung dengan ombak dan menanggung dosa akan segala ketidakmampuan saya dalam terlahir sempurna. Mungkin pelajaran hidup itu yang saya dapat pada tahun ini yang selalu menjadi amunisi dikemudian hari
lalu lanjut kepada resolusi untuk menjadi goals tahun depan, btw resolusi apa sih? resolusi identik dengan tujuan dan maksud yang kita inginkan tertera pada goals yang berharap bisa tercapai, semacam barometer kita dalam mengambil melangkah agar tak salah jalur dan tak menghabiskan waktu untuk salah satu kegiatan yang tak kita agendakan. namun dari tahun ketahun resolusi hamba jarang sekali goals, faktornya banyak saja semacam ada revisi di tengah jalan atau pokus yang berubah dan godaan yang membuat tak produktif dan lupa akan resolusi yang sudah disusun dan dicanangkan. setelah beberapa kali mengalami kegagalan maka yang dapat diambil dari ini semua adalah stay chill but  hard dan smart work for your life yang artinya bahwa membuat resolusi itu bagus namun jika ini membuat kita menjadi pribadi yang kaku maka sebaiknya ditinjau kembali, tujuan resolusi itu untuk membuat kita fokus namun tak membuat kita kehilangan keberanian untuk mengambil jalan manapun untuk berkembang, u get the point. Karna kita hanya bisa berencana Tuhan yang menentukan hasilnya. Jika ditanya resolusi mungkin akan saya jawab harapan saya untuk tahun baru nanti adalah saya bisa menjadi hamba yang open minded, bisa hidup sehat but luv Indomie, membangun networking, dan revolusioner anjay. walaupun tahun depan tak akan saya jadikan patokan untuk akhir dari semua tujuan ini karna rancangan ini saya akan galakan dan menjadi program untuk 5 tahun kedepan untuk hasil yang lebih baik  Pemerintah saja dalam membuat programnya membutuhkan sekitar 5 tahun dalam rangka pembangunan, apalagi hamba yang fokus pada pembangunan mental, menyusun dan melawan semuanya sendiri rasanya it take a long time. yah mudah-mudahan konsisten menjadi sifat keras kepala saya tahun bar nanti. Maka seyogyanya berterimakasih atas tahun ini dan tak lupa  kepada ibu dan bapak yang selalu menyirami saya dengan doa dan uang bulanan, terimakasih juga kepada semua kehampaan dan juga ketidak efektifan kepada rasa bahagia dan perih yang datang tidak pernah mau berhenti  but its okk kita coba lagi tahun depan untuk masa depan. selamat datang tahun baru berdamai dengan saya okk
Salam gembira dari perempuan orientalis  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanpa Judul

Abstrak 2023

Pilihan Mengakhiri