keresahan 20 th berkarir menjadi perempuan

28 Agustus 1999 hari dimana saya memulai star melangkah menjalani hidup sebagai hamba tuhan dimuka bumi ini. hampir 20 tahun saya habiskan waktu untuk mencari jati diri dan juga kebahagiaan, namun pertanyaanya apakah saya sudah mendapatkan itu semua? ternyata perkara tersebut tak semudah yang dibayangkan. kau ingin bahagia ada bayaran untuk itu, kau ingin menemukan jati diri ada banyak percobaan yang mendatangkan kegagalan.
so menjadi manusia tidak gampang dilahirkan dengan proses yang sulit, proses kanak-kanak yang membahagiakan dan direnggut oleh kedewasaan. kenapa bisa sulit menjadi manusia? karna ada miliaran mahluk berjenis sama  yang harus kita jaga  untuk tidak saling bersingungan dan menimbulkan komplik yang berbentrokan, hal tersebut adalah hal yang sulit dilakukan, algoritma memainkan perannya. lalu apalagi yang membuat ini menjadi sulit untuk dijalani, yah itu standar hidup sebagai manusia. dibumi ini kita menetapkan hukum untuk menjaga keseimbangan tak lupa dengan standar sosial yang diterapkan yang katanya dibuat untuk kedamaian dunia, jadi klasifikasi baik buruknya seseorang sudah tertera pada kehidupan sosial. kau tergolong mahluk yang baik karna ramah terhadap tetanggamu, memberikan senyum terbaik disetiap pagi pada pejalan kaki yang melewati pekarangan rumahmu dan tak berbuat onar, lain lagi kau terlihat buruk jika kerjaanmu mabuk setiap malam menjelangan, ringan tangan dan berkata kasar. standar sosial yang berkembang dari gejala sosial, deal deal an dengan yang ditetapkan bisa saja berubah sesuai perkembangan zaman contohnya standar kecantikan. kecantikan yang menjadi bayang bayang setiap manusia salah satunya yang berjenis kelamin perempuan bisa berubah menjadi monster yang menakutkan, karna dengan kecantikan kita bisa mendapatkan value yang tidak orang lain dapatkan. begitupun saya yang mengejar standar kecantikan agar dilhat oleh mata orang. ternyata 20 tahun tidak berarti banyak jika saya masih berpikir dangkal. jika dulu saya beranggapan sama dengan standar sosial ruginya saya. dulu menurut standar sosial perempuan yang cantik itu berkulit putih, tinggi semampai, berprilaku anggun dan bertubuh bagaikan gitar spayol. jadi jika perempuan tidak seperti standar diatas mereka kebingungan kadang sedih menghadapi kehidupan, bahkan ada banyak orang menjadi orang lain karna ingin dipandang oleh sosial. yang tak putih mereka memakai sesuatu yang bisa membuat mereka putih, yang gendut dan tak tinggi mereka mati-matian olahraga agar tubuh mereka ideal katanya, mereka yang tidak punya suara lembut melembutkan suaranya agar minat banyak didiri dia betapa semuanya tidak natural dan melelahkan. saat itu campaign be your self belum sebuming sekarang, jadi jangankan ingin mencintai diri sendiri mereka tak sempat karna sibuk merubah diri. jika ada buku berkata "cantik itu luka" maka kurasa terbit buku berjudul "tak cantikpun menimbulkan luka menganga" menjadi sebuah keharusan untuk terbit agar bisa dikonsumsi oleh publik. cantik itu bisa sepenting itu karna dibalik kecantikan terdapat kemudahan menjalani hidup walaupun tidak semuanya sama digaris bawahi.  anda cantik perhatian manusia terpaku kepada anda, ketika mendapat perhatian ada paket kasih sayang, bantuan dan juga kenyamanan bahkan pekerjaan yang bisa didapatkan. hal ini menujukan objektifikasi terhadap perempuan yang dinilai hanya dari segi fisik masih merajalela mau diakui atau tidak. walaupun kadang menjadi cantik juga menimbulkan kerugian, namun kita lupa membicarakan sisi dari si tidak cantik yang tergusur sosial karna tak masuk kedalam' idealnya' kehidupan. maka dari itu standar sosial yang ini menjadi konses dikehidupan saya karna pertama saya wanita dan hidup sebagai masyarakat sosial. jika selama ini nilai sosial yang kita sepakati bersama sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman maka tidak ada salahnya untuk direvisi untuk menuju kearah lebih logis dan rasional tanpa menyampingkan asas keagamaan yang menjadi cikal bakalnya pedoman hidup. semoga 20 tahunku tak sia-sia, semoga dunia menemukan konsep kerukunan dan standar sosial yang tidak memberatkan satu sisi namun bisa menyatukan semua sisi agar bisa persegi.
salam gembira dari perempuan orientalis 🐓

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanpa Judul

Abstrak 2023

Pilihan Mengakhiri