Malam Resah

Malam ini tak bisa tidur, bawaannya sedih melow entah dari sebab yg mana, yang jelas ini betulan kusut susah diurai.
Beberapa hal mungkin bisa jadi penyebab yg kuat. 
Dari rasa tersisihkan ini yg selalu ada walaupun tak jelas asalnya tapi dampaknya terasa nyata. Tidak percaya diri, tak percaya pada yg datang untuk menyelamatkan, rasanya ingin berteriak dan berkata 'tujuanmu sudah ku baca sejak awal ngetes doang kan? '
Seberapa tidak enaknya ini aura.
Bahkan ada beberapa orang yg bilang bahwa aku salah raga, dari mulai wanita sampai pria mereka sepakat untuk menghancurkan kenyakinan harga diri walau awalnya tak disengaja. 

Mungkin ini bentuk dari karma yg sejak kecil di cicil hingga tak lunas hingga dewasa.
Dan ketika kata yang menurutku tak bisa di terima maka yg ku lakukan hanya bisa tertawa lalu menangis diakhirnya sambil mengamini.

Kata mereka bahwa aku buruk rupa tak ada nilai estetika. 

Ingat malam itu kita masih tertawa di perjalanan, kau berkata lalu aku sambut dengan cengo duluan. Kalau kau tau malam itu juga aku menangis tak pernah merasa tidak seberharga itu bahkan ketika ku menulis ini rasanya sama sajaa. 

Yang membuatku menyedihkan adalah seakan semua semesta mengamin perkataan demikian, disetiap kesempatan selalu dijejali dan diingatkan bahwa kau adalah mahluk jelek sedunia yg tidak akan diterima dimna-mana. 

Bekerja keras agar bisa bergabung dengan obrolan,  bisa dipercaya lalu bisa mengambil bagian.
Lalu menggunakan kata ekstra agar dikenang.
Semua itu tak cukup kuat untukmu menjadi istimewa.
Bahkan aku sudah menduga duga kedepannya akan jadi seperti apa. 

Aku tak layak untuk siapa-siapa.

Tak layak untuk diberikan cinta.

Tak layak untuk diberikan ucapan bersambut manis.

Tak layak untuk memiliki hidup yang didamba dengan membangun istana yg dibuat oleh adam dan hawa. 


Rasanyaa memang tidak pernah ada keadaan yang membuat pertimbangan untuk ke arah sana.

Semuanya abu-abu bahkan cenderung kelabu. 


Mari kita tutup kata untuk menyerah.
Mengemis kasih pada mereka dengan menggadaikan tenaga dan jerih payah.
Mungkin takdir berkata kau bukan siapa siapa. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanpa Judul

Abstrak 2023

Pilihan Mengakhiri